MISTERI RUMAH HOROR
MISTERI RUMAH HOROR
(Cerita Misteri)By Fernando Folentino
(Senin Manis, 12 November 2018)
Sinopsis
Rumah yang cukup
besar itu sudah sepuluh tahun kosong. Tidak ada seorangpun yang berani
membelinya, walau dengan harga murah. Karena didalam rumah itu ada makhluk dari
dunia lain. Dunia tak kasat mata. Akhirnya ada yang membelinya. Bagaimana cara mengusir
makhluk tak kasat mata tersebut?
planetcerpen.com Di
desaku ada sebuah rumah yang cukup besar, sudah sepuluh tahun kosong. Rumah itu
dibeli keluarga pak Darto dengan harga murah. Karena tidak ada seorangpun yang
mau membeli rumah itu. Katanya ada penghuni dari dunia lain yang tak kasat mata
sehingga menjadi angker. Katanya ada kuntilanaknya. Kalau malam Jumat kliwon
jam 10an ada perempuan berbaju putih mengendong bayi sambil bersenandung.
Berjalan-jalan di teras depan ke belakang. Kadang kalau malam Selasa kliwon
juga begitu. Banyak tetanggaku yang sering melihatnya. Sehingga kalau malam
Jumat kliwon dan malam Selasa Kliwon tidak ada tetanggaku yang berani lewat
depan rumah itu.
Pak
Darto adalah warga dari beda kecamatan. Sudah mendengar mengenai keangkeran rumah
itu. Tapi sayang kalau harus melepas rumah itu karena harganya sangat murah,
dengan halaman depan dan halaman samping yang cukup luas. Pak Darto mempunyai
anak lelaki bernama Danu. Danu penasaran dengan kabar mengenai kuntlanak yang
tinggal di rumah yang dibeli ayahnya. Bersama dua teman akrabnya, Warbo dan
Tanto ingin membuktikan kebenaran cerita itu. Sebenarnya Danu dan kedua
temannya penakut. Tapi mereka penasaran. Sehingga pada suatu malam Selasa
kliwon mereka bertiga mendatangi rumah itu. Motor mereka bertiga dititipkan pak
Kardan, pamannya Tanto. Dari rumah pak Kardan ke rumah angker itu cukup jalan
kaki. Tidaklah terlalu jauh. Sekitar 200 meter. Tanto yang berusia paling tua
diantara mereka berjalan paling depan.
“Assalamu’allaikum......”
Tanto memberi salam. Namun tidak ada jawaban.
“Ih,
tempat ini sangat serem” kata Warbo ketakutan.
Tiba-Tiba
terdengarlah suara yang menakutkan, bbbrraaakk!!!!! Dan ketiga pemuda itu
sangat terkejut.
“Suara
apa itu.........???” Tanya Danu.
“Mari
kita masuk ke dalam” kata Tanto dengan rasa takut.
Mereka
bertigapun masuk, dan terdengar lagi
suara yang aneh, ppprrrrraaaakkkk!!!!!!!!! Seperti suara gelas pecah.
Danu
mencari asal suara tersebut. Tiba-tiba angin bertiup sangat kencang dan membuat
bulu kuduk berdiri.
“Aku
mau lihat ke belakang. Kalian lewat depan, ya?” Kata Danu.
Tanto
dan Warbo mengangguk.
Danu
masuk ke pintu bagian belakang, “Halo ada orang di sana??”
Tanto
dan Warbo menyelidiki di pintu depan.
Danu
yang masih berada di pintu belakang, mendengar suara Kuntilanak tertawa “Hi..hi..hi..hi......”
Danu
melihat pintu terbuka, dan ada sosok hantu yang berbaju longdres putih berdiri
di depan pintu dengan kedua tangan siap mencengkeram dirinya.
“Hantu.....!”
Teriak Danu sambil lari terbirit-birit meninggalkan kedua temannya.
Warbo
dan Tanto yang tidak tahu kalau Danu lari terbirit-birit, mencari Danu ke pintu
belakang, lalu masuk.
“Ke
mana Danu?” Tanya Tanto
Tiba-tiba
pintu dapur tertutup oleh hembusan angin yang kencang. Mereka berdua menoleh
kearah pintu itu, dan ternyata di depan pintu, berdirilah hantu itu dengan
tangan yang berkuku sangat panjang, siap mencengkeram leher mereka. Mereka
hanya mampu berdiri, bengong melihat hantu itu.
“Siapa
itu” Tanya Warbo dengan berbisik – bisik.
“Dia...han....han...hantu.....!”
Teriak Tanto sambil lari ke ruang depan.
“Tunggu
aku....!Teriak Warbo mengikuti Tanto.
Mereka
bermaksud lari keluar lewat pintu depan tapi ternyata pintu itu terkunci.
“Bagaimana
ini, kita keluar lewat mana??” Tanya Tanto sangat ketakutan.
Kuntilanak
pun semakin dekat.
“Kita
terpaksa lewat jendela” kata Warbo
Kedua
pemuda itupun lari lewat jendela.
Sesampainya
di rumah pak Kardan, mereka bertemu dengan Danu yang masih duduk di lantai
bersandar dinding.
“Danu,
kenapa kamu pergi meninggalkan kami berdua??” Tanya Warbo
“Aku
sangat takut melihat Kuntilanak itu..........”Jawab Danu.
“Bearti
memang ada, ya?”Tanya Warbo.
“Iya.
Nggak cuma kabar burung....”Kata Tanto melanjutkan.
“Kalau
begitu, nggak usah dibeli.....”Kata Warbo.
“Hist!
Sudah dibayar. Kata bapakku bisa diusir......”Kata Danu lagi.
Tampak
pak Kardan keluar sambil membawa tiga gelas minuman dan cemilan.
“Ayo
silahkan diminum.....bagaimana? Kalian melihatnya?”
Mereka
bertiga hanya mengangguk.
“Bearti
tidak cuma kabar burung, ya?”
“Tadinya
kupikir juga begitu Om....ternyata memang benar-benar ada.”
“Aku
denger-denger mbah Sujeno bisa mengusir setan......” Kata Warbo.
“Kalau
begitu, bagaimana kalau besok kita kesana? Tanya Danu antusias.
“Boleh.......:Kata
Warbo.
Keesokan
harinya mereka bertiga pergi ke rumah mbah Sujeno, Paranormal yang masih
sekampung dengan mereka.
“Dia
adalah warga sekitar yang di bunuh oleh suaminya. Dia bernama Lastri.”Kata mbah
Sujeno.
“Simbah
bisa mengusirnya, mbah....”Tanya Danu.
“Bisa.
Itu masalah gampang....”Jawab mbah Sujeno penuh percya diri.
“Kalau
begitu, bagaimana kalau malam Jumat Kliwon depan kita ke rumah itu?” Tanya Danu
penuh harap.
“Oke....siapa
takut?”tantang mbah Sujeno.
Malam
Jumat Kliwon mereka bertiga dan mbah Sujeno pergi ke rumah itu.
Mbah
Sujeno masuk ke rumah sendirian. Sementara Danu dan kedua temannya disuruh
menunggu diluar. Di teras rumah. Sampai di dalam rumah, mbah Sujeno mengedarkan
pandangannya ke sudut-sudut rumah. Pada salah satu kamar, disudutnya ada
seorang perempuan berbaju putih, rambut terurai panjang, sedang berdiri
memandangi mbah Sujeno. Mbah Sujeno sangat kaget. Bulu kuduknya berdiri semua.
Pandangan mata itu terlihat sangat mengerikan.
“Siapa
kamu” Tanya Kuntilanak itu dengan suara yang serak.
“Saya
paranormal. Biasa di panggil mbah Sujeno”
“Mau
apa kamu ke sini?!”
“Saya
hanya ingin tahu siapakah kamu itu.......”
“Saya
warga sini saya bernama Lastri”
“Terus,
kenapa kamu bisa jadi begini?”
“Saya
telah lama meninggal di bunuh oleh suami saya”
“Memangnya
kamu punya salah sama suami kamu?????”
“Iya
karena dia orangnya pemarah dan tidak kerja sama sekali.”
“Loh!...
emang apa salah kamu?”
“Saya
kerja dan menghasilkan uang yang sedikit. Karena marah saya di bunuh”
“Egois
sekali suamimu......”
“Memang
semua lelaki egois. Termasuk kamu.”
“Aku
tidak termasuk. Aku sangat menyayangi istri dan kedua anakku.......” Kata mbah
Sujeno.
“Sana
pergi jangan ganggu saya!” Tiba-tiba perempuan itu tiba-tiba garang.
Mbah
Sujeno tidak mau pergi, dia ingin menyelesaikan masalah itu dengan baik
“Jangan
marah, kita bisa selesaikan masalah ini dengan baik”
“Tidak
bisa! Sana pergi jauh!” Kata Kuntilanak.
Kuntilanak
itu mendatangi dan mencengkram leher mbah Sujeno dengan sekuat tenaga. Mbah
Sujeno melepaskan cengkraman itu dan mendorong Kuntilanak itu hingga terjatuh
lalu ditangkap. Tapi dia berhasil berhasil melepaskan diri dari tangkapan mbah
Sujeno.
“Kamu
kira semudah itu menangkap saya hahahaha!!” Kata Kuntilanak itu dengan senang
hati.
Akhirnya
mereka pulang. Dan malam berikutnya, tanpa menunggu malam Jumat Kliwon atau
malam Selasa Kliwon, mereka datang lagi. Mbah Sujeno belum lega kalau belum
bisa mengusir kuntianak itu. Kuntianak yang membuat resah penduduk. Seperti
kemarin. Mereka bertiga disuruh menunggu diluar. Mbah Sujeno masuk kerumah itu sendirian.
Mbah
Sujeno mendengar suara yang aneh dan menakutkan
Gggggrrrrrrrr.....!,
“Suara apakah itu?”mbah Sujeno agak takut.
“Wah berani sekali kau datang ke sini lagi!”
kata Lastri dengan nada tinggi
“Ohhhhhh
ternyata kamu Lastri?”
“Sebenarnya
apa tujuanmu datang ke sini terus?!”
“Saya
cuma ingin tahu kondisimu di sini”
“Sana
pergi!!! Kita beda alam jadi jangan mengganggu saya terus”
“Kamu
telah meneror banyak warga di sini, jadi jangan mengganggu lagi.”
“Suka
suka hati saya dong.....mau ngapain?Mari kita selesaikan masalah ini dengan
kekerasan” Kuntilanak itu menantang.
Mereka
akhirnya bertarung.Suaranya terdengar sangat gaduh. Setelah itu sepi.
Danu,Tanto,
dan Warbo yang menunggu di luar, gelisah menunggu dengan perasaan harap-harap
cemas.
“Di
mana ini mbah Sujeno?” kata Danu cemas.
Karena
sampai lama mbah Sujeno tidak mncul-muncul juga, akhirnya mereka bertiga masuk
ke dalam rumah untuk sambil mencari mbah Sujeno
“Permisi,
ada orang di sana” tanya Tanto.
Mereka tiba – tiba merasa bulu kuduknya
berdiri sendiri
“War,
bulu kudukku berdiri. Kamu juga nggak? Tanya Tanto.
“Iya
nih saya merasa juga.” jawab Warbo
Mereka
melihat mbah Sujeno pingsan di lantai. Ingin rasanya mereka langsung kabur.
Tapi tak mungkin meninggalkan mbah Sujeno sendirian dalam keadaan pingsan. Mereka
membawa pulang mbah Sujeno.
Danu
akhirnya menceritakan kegagalanya mengusir kuntilanak itu. Keluarga rundingan.
Dari hasil rundingan diputuskan kalau mereka akan memanggil Kyai untuk mengusir
kuntilanak penghuni rumah kosong itu. Mereka memanggil pak Abas. Kyai terkenal
dari desa tetangga. Bersama-sama mereka mendatangi rumah itu.
Setelah
sampai di sana, pak Abas masuk ke dalam dengan mengucapkan salam
“Assalamuallaikum,
ada orang di dalam...” kata pak Abas dengan nada rendah
Tidak
ada jawaban. Akhirnya Pak Abas masuk tanpa izin. Didalam bertemu dengan
Kuntilanak itu.
“Siapa
kamu. Beraninya datang kesini!” Tanya Kuntilanak dengan nada tinggi
“Perkenalkan
nama saya Muhammad Abas biasa di panggil pak Abas.”
Tanpa
memperdulikan perkataan pak Abas, kuntilanak itu langsung menyerang pak Abas
dengan kuku tangannya yang tajam.
Pak
Abas menghindar sambil bertanya, “Siapa kamu sebenarnya.”
“Aku
Lastri.....istrinya Herman.”
“Lastri
yang meninggal dibunuh Herman?”
“Ya.....aku
mati penasaran. Aku mau balas dendam!”
“Kenapa
harus balas dendam? Bukankah Herman di penjara akibat perbuatannya?”
“Bagiku
hutang nyawa harus dibayar dengan nyawa....”
“Kamu
bohong. Orang yang meninggal arwahnya ke akherat. Bukan menjadi Kuntilanak.”
Kuntilanak
itu hanya tertawa terkikik “Hiiii hiii hii........” Lalu menghilang.
Pak
Abas keluar menemui warga yang menunggu di luar rumah.
“Kuntilanak
itu sudah pergi....tapi cuma sementara. Kapan-kapan datang lagi.....” Kata pak
Abas.
“Kok
bisa datang lagi?” Tanya Danu.
“Iya....karena
dia merasa ini rumahnya. Dia sudah merasa nyaman disini.”
“Jadi
bagaimana cara mengusirnya, pak....” Tanya yang lain.
“Kita
harus mengadakan yasinan disini selama 40 hari.” Jawab pak Abas.
Sejak
itu tiap malam pak Abas dan warga desa mengadakan Yasinan di rumah itu selama
40 hari. Pada hari ke 40, saat orang-orang sedang membacakan Yasin terdengar
teriak kesakitan.
“Aduh.....ampun....ampun....panas......!!”
Makin
lama teriakan itu terdengar makin jauh. Lalu hening.
Selesai
bacaan Yasin. Pak Abas memberitahu kalau Kuntilanak itu telah pergi.
Keesokan
harinya keluarga Danu membersihkan rumah itu dan mengadakan syukuran dengan
mengundang warga sekitar. Lalu rumah di perbaiki mana saja yang rusak. Setelah
semua selesai, mereka boyongan. Sekarang keluarga Danu hidup tentram damai
tanpa diganggu Kuntilanak lagi.
Nb : Ini memang
ada. Penghuni rumah angker itu jadi guru ngaji. Sehingga Rumah itu sekarang
terlihat damai dan sejuk. Ini karya putra saya, Fernando (12), ingin ikut
nimbrung di blog ibunya.
TAMAT
Terus berkarya ya mas Fernando?
BalasHapusRamaikan dunia menulis.
Semoga lelahnya menjadi amalan yang baik.
terima kasih.....In Syaa Allah saya akan terus berkarya...(Fernando)
Hapus